31 October 2013

Banana Cake (Gluten Free)

Akhir-akhir ini saya sedang ingin mengurangi konsumsi makanan berbahan dasar tepung terigu setelah baca-baca lagi tentang dampak negatif gluten yang terkandung dalam terigu. Pada prinsipnya gluten bersifat lengket seperti lem di dinding-dinding usus dan memerlukan proses pencernaan yang lebih lama yaitu 3-4 hari, berbeda dengan produk non gluten, misalkan nasi, yang hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja. Nah, kebayang deh kalau gluten hari kemaren, hari ini, dan hari besok, dan seterusnya saling bertumpuk di dalam usus kita dan tidak ada habis-habisnya menunggu untuk di cerna...euuyyhhh.... Yang ada badan jadi kurang fit, mudah lelah, dan gampang terkena penyakit. 
Saya akui, meskipun saya ketat dalam urusan jajan-jajan di luar, untuk urusan mengolah makanan di rumah saya lebih longgar dalam pemilihan makanannya. Bagi saya yang penting asalkan makanan diolah di rumah, apapun bahan bakunya asal  memilih dari bahan-bahan terbaik, pasti lebih sehat dan terjamin kebersihannya. Well, ternyata itu belum cukup lho ibu-ibu:) 
Cemilan atau kudapan adalah makanan yang kebanyakan menggunakan terigu, seperti mie,roti-rotian, cake, bahkan camilan goreng-gorengan. Kemarin-kemarin, saya biasa membuat roti, donat, cake, gorengan pisang, tempe, risoles, dan masih banyak lagi untuk camilan Akmal dan si Ayah yang hobby banget mengudap. O ya, mie juga adalah makanan kebesaran kami sekeluarga. Mie godhog dan mie ayam adalah masakan  utama di rumah kami setiap kali bulan puasa datang:) Meskipun sesekali saya mengganti mie kuning dengan bihun jagung, tetap saja mie kuning "is a must" bagi kami. Jadi, menghindari gluten bagi saya sekeluarga sepertinya tidak mungkin ya. Solusinya, mulai sekarang Saya akan dengan paksa membatasi sajian berbahan terigu yang ber-gluten "hanya" setiap 3 hari sekali, 2 kali dalam seminggu. Setuju?:)
Nah, sore-sore begini, sambil mencari informasi lebih banyak lagi  tentang "Gluten Free",saya terdampar di blog cantiknya Ummu Fatima. Setelah terkagum-kagum dengan foto-foto cantik beliau, saya akhirnya memutuskan untuk mempraktekkan salah satu resep Banana Cake di blog tersebut. Tentu saja, penggunaan terigu saya hindari dan menggantinya dengan campuran tepung beras dan maizena berbanding 2:1. Alhamdulillah berhasil mengembang juga meskipun tanpa tambahan baking powder, soda kue dan teman-temannya:)

Banana Cake dengan Tepung Beras

Bahan:
160 gram pisang ambon masak yang sudah di haluskan
4 butir telur ayam (kalau saya pakai 3 butir telur ayam ukuran besar)
50 gram gula pasir
50 gram gula palem
120 gram terigu segitiga (kalau saya pakai 80 gr tepung beras + 40 gr tepung maizena)
90 ml minyak goreng
(tambahan dari saya 1/2 sdm bubuk cinnamon)

Cara membuat:
1. Panaskan oven pada suhu 160'C, Poles loyang brownies 30x10 dengan lemak, alasi kertas roti, poles tipis lagi dengan lemak.
2. Kocok gula dan telur hingga kental dan mengembang dengan mixer kecepatan tinggi, kemudian masukkan pisang halus, kocok lagi dengan mixer speed rendah hingga rata
3. Masukkan tepung dan minyak bergantian sambil di aduk balik adengan spatula hingga tercampur rata seluruhnya.
4.Tuang ke dalam loyang, panggang selama 20 menit pada suhu 16o'C kemudia turunkan panas oven ke suhu 140'C dan panggang kembali selama 20 menit
(Di oven tangkring saya, suhu awal 175'C kemudian diturunkan menjadi 150'C, sempat kebablasan dipemanggangan yang kedua jadi 30 menit karena di sambi ngeblog..hehehehe)
5. Biarkan cake dalam loyang sampai cake agak dingin, baru keluarkan dan siap untuk dipotong


Hasilnya adalah Banana Cake yang lembut dan tetap uenaakk..!:D Tetap terasa empuk "spongy" khas cake metode  pengocokan gula-telur dan wangi pisang dan cinnamonnya sukses bikin drolling si Ayah yang baru pulang kantor dan masuk ke rumah ternyata di sambut dengan wangi kesukaan beliau..:)

**Ada cerita lucu nih pas lagi berkutat mau fotoin hasil kue ini, anak lanang kebangun dari tidur siangnya, ribut mau minta pipis dengan mata masih "kriyep-kriyep". Kebetulan kamar mandi  ada di samping dapur dan seperti biasa "copot-copot" celana di depan pintu biar nggak basah kena lantai kamar mandi. Lha kok taunya, setelah celana dibuka, main "mancur" aja tu si anak lanang ke dalam tong sampah dapur... "oalaahhh Le..Le...isih nglindur to...byuuh..byuh...." (bundanya geli-geli gemes karena mesti ngepel dan beresin kekacauan:p)

29 October 2013

Blog ini bagi saya

Menjadi seorang istri sekaligus ibu rumah tangga dan ibu untuk seorang balita lelaki terkadang membutuhkan sedikit ruang untuk mencurahkan segala penat dan jenuh yang sesekali muncul. Bukan saya saja kan yang bernasib begini? Diluar sana ada banyak ibu rumah tangga yang bahkan dikaruniai beberapa orang anak yang harus di telateni satu persatu, sudah pasti lebih banyak tenaga dan pikiran yang terkuras. Wah, dibandingkan mereka sih, saya tidak ada apa-apanya:) Tapi tetap saja, saya butuh ruang berkarya. Meskipun seadanya kemampuan saya. Seringkali terbatas pada kesukaan saya dan masih saja seputar keseharian saya dan keluarga. Mungkin seperti para ibu diluar sana yang rindu dan "butuh" berkreasi, blog ini ada ikut meramaikan blog-blog hebat di luar sana. Bercerita tentang resep yang baru saya coba hari ini,atau pernik kecil yang menggelitik dimata saya cukuplah menghapus lelah saya dikala suami dan anak saya telah terlelap. Sesekali mengarungi waktu membuka kisah-kisah lama. Tanpa disadari, saat mengulik blog-blog lama saya dahulu (yang sudah "almarhum" karena ada di Friendster dan Multiply) ada perubahan dari cara saya bercerita, hal-hal yang saya ceritakan dan sudut pandang saya ketika itu. Tentu saja, ternyata bertambahnya usia membuat saya sedikit banyak lebih pintar memilah cerita, karena tak semua hal emosional perlu diceritakan bukan?:) Meskipun demikian, Saya selalu berdoa semoga  ada manfaat yang bisa diambil dari cerita dan pengalaman yang saya bagi disini. Entah oleh anak cucu saya kelak atau orang-orang yang merasa terceritakan lewat blog inibaik yang saya kenal maupun yang belum saya kenal.

10 October 2013

Okra si Berbulu dan Berlendir yang Menyehatkan


Mungkin cuma di kota-kota besar saja sayuran sehat yang satu ini lebih mudah dijumpai. Di Amuntai dan Barabai dulu jangankan menjumpai Okra di pasar, penjualnya pun kemungkinan belum pernah melihat bentuknya.
Sayuran tropis ini memang tergolong baru di Indonesia. Padahal di India, kawasan mediterania, dan amerika Okra sudah dikenal sebagai sayuran yang menyehatkan. Sayuran ini tadinya berasal dari Afrika yang kemudian terbawa arus perdagangan budak ke Amerika sekitar tahun 1600-an. Dengan fisik menyerupai jemari tangan, sebesar cabai besar, berwarna hijau dan berlendir, Okra memiliki tekstur yang renyah dengan cita rasa mirip terung. Okra memiliki kandungan gizi yang menjanjikan antara lain mengandung fiber, folat., kalsium, potassium dan antioxidan yang cukup tinggi.  Satu cup Okra setara 31 kalori dan 2g protein. Ja mengkonsumsi 100 kalori dari Okra, maka bonusnya adalah 350mg kalsium dengan tambahan magnesium dan potassium.
Okra bisa diolah menjadi masakan yang lezat baik dengan di goreng, di tumis maupun menjadi bahan sayur pengganti terung. Tentu saja, pilihan pengolahannya akan mempengaruhi kandungan gizinya pula. Alih-alih menggoreng dengan minyak yang cukup banyak, dan memang lezat jika disajikan dengan cara seperti ini, Saya lebih sering hanya merebusnya saja selama 20 menit dan melahapnya bersama sambal  bawang terasi atau sambal tempe bersama sepiring nasi pulen yang masih panas. Heaven!

Roti dengan Ragi Kismis Alami

 Sudah lama sebenarnya tau tentang pemakaian ragi alami dalam pembuatan roti. Pernah sekali dulu nyobain pake sourdough untuk bikin donat dan roti. Waktu itu hasilnya nggak terlalu sukses kayaknya, soalnya rasanya agak asem dan alot, eh apa memang begitu ya harusnya roti sehat? Meski rasanya agak aneh untungnya Akmal doyan-doyan aja. Udah lama juga ngidam bukunya Sangjin Ko tentang ragi dan  pembuatan roti sehat, tapi nyari di toko online kosong melulu stoknya, toko buku di sini nggak komplit koleksinya. Nah lebaran kemaren begitu nyampe Jogja langsung deh tujuan pertama ke Gramedia berburu bukunya Sangjin itu. Seneng banget akhirnya dapat  juga:D Karna liburan lebarannya keterusan, jadi tunggu sebulan dianggurin dulu baru bisa mempraktekkan buku ini.
Ini beberapa hasil pemanfaatan ragi kismis ya. Baru nyobain bikin Ciabatta, Donat,dan Crepes (nggak ada gambarnya). Paling doyan justru crepesnya, dibikin tipis dan kering trus diisi pisang dan meises coklat, jadi nostalgia jajanan waktu EsDe dulu di Jogja..:)




Lobster Goreng Mentega


Siang-siang dapat kiriman lobster air tawar..ukurannya dari yang gede sampai yang se udang galah. Dimasak yang simpel aja deh, biar cita rasa khas lobsternya tetep ada. Lobster goreng mentega aja yaah... Bumbunya? cuma bawang putih, mentega, dan sedikit saus tiram..siapa aja juga bisa masak beginian...:D



Risoles Ragout

Hari ini tau-tau punya niatan bikin risoles, pagi-pagi ngacir ke bibik sayur di perempatan Garuda, beli kentang & dada ayam. Padahal biasanya kalau inget-inget mesti bikin dadar kulit dulu, bikin isian dulu...duh..duh..males dot com selalu. Tapi berhubung hari ini si Ayah lagi puasa senin-kamis diniatin deh bikin buat buka puasa nanti:) Bikin risolesnya bukan yang AmRis, yang isian telur keju mayonaise, soalnya si Ayah kurang suka, maklum lidah lokal (hihihihihi...:p) jadi mesti yang isiannya ragout, biar bisa ditemenin ceplusan lombok rawit..nyaem..nyaem...

Risoles Ragout ala Bunda Akmal

Resep Kulit Risoles:
100 gr terigu segitiga/cakra
1 sdt garam
2 butir telur
1 sdm margarin sudah dilelehkan dan tidak panas
300ml air matang

Cara membuat:
1. Campur seluruh bahan jadi satu, aduk hingga tidak ada lagi gerindil. saring bila perlu
2. Panaskan wajan teflon, poles margarin setiap kali hendak menuangkan adonan.
3. Tuang 1 sendok sayur adonan, tunggu hingga pinggiran dadar mengering dan mengelupas sendiri, balik wajan diatas piring hingga dadar terlepas, lanjutkan hingga adonan kulit habis


Resep Isian Risoles (Ragout):
1/2 bagian daging ayam rebus bagian dada, potong kotak -kotak kecil
2 buah wortel ukuran sedang, kupas, rebus, potong kotak-kotak kecil
2 buah kentang ukuran sedang, kupas, rebus, potong kotak-kotak kecil
1 batang seledri, cincang halus
1 batang daun bawang, cincang halus
2 siung bawang merah
5 siung bawang putih
1/2 sdt merica butiran
1 sachet kecil kaldu ayam bubuk
sejumput garam
sejumput gula pasir
2 sdm terigu segitiga
2 gelas air matang

Cara Membuat:
1.  Haluskan bawang putih, bawang merah, dan merica butiran sampai halus, tumis hingga harum
2. Masukkan potongan ayam, wortel, kentang, daun bawang, daun seledri, aduk rata
3. Masukkan 2 sdm terigu, garam, gula, 1 sachet kaldu bubuk, aduk rata, masukkan 2 gelas air matang, aduk rata, masak hingga air habis. Dinginkan dan siap untuk dijadikan isian


Pelapis Risoles:
1 bungkus besar tepung panir
3 butir telur ayam

Penyelesaian:
1. Isi 2 sdt adonan ragout kedalam setiap lembar kulit dadar, lipat bentuk amplop, lakukan hingga kulit habis
2. Celupkan kedalam kocokan telur, gulingkan ke tepung panir, masukkan lagi ke telur dan kembali gulingkan ke tepung panir, lakukan hingga risoles habis
3.Simpan dalam freezer minimal 3 jam agar tepung panir set pada risoles dan tidak mudah rontok
4. Goreng dalam minyak panas dengan api sedang hingga berwarna coklat keemasan, 
5. Sajikan dengan cabai rawit atau saus sambal botolan